Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Dangdang, Alat Pengukus Nasi Tradisional Aceh

Dangdang dalam bahasa Indonesia disebut dandang atau kukusan. Dalam masyarakat gayo disebut dengan nama "kukusen", sedangkan di masyarakat Aneuk Jamee menyebutnya dengan "dangdang", namun dalam kehidupan sehari-hari kadang disebut juga dengan nama kanet dangdang atau sangku tanoh.

Dangdang diguna untuk memasak nasi namun dengan cara dikukus, lalu nasi yang sudah matang di taruh di kanet yang menjadi wadahnya.

Sumber Gambar Ilustrasi dari pdipkreatif.id

Bentuk dangdang khas aceh ini yaitu pada bagian bawahnya bundar dan dibagian atas berbentuk terbuka serta tutup sebagai penutupnya. Pada bagian tengah terdapat penyekat yang di beri lobang-lobang kecil yang berfungsi sebagai tempat penguapan pada saat berat dikukus untuk dimasakan menjadi nasi.

Dangdang sebagaimana halnya dengan kanet dan beulangong yaitu dibuat dari tanah liat dengan mempergunakan teknik putar.

Dangdang digunakan untuk memasak nasi baik itu nasi biasa maupun nasi ketan dengan cara pada bagian bawah diisi air kira-kira setengah sampai dua sepertiga bagian dangdang, lalu beras dimasukkan ke dalam dangdang di bagian atas menurut ukuran yang telah ditentukan.

Dalam pengisian air nya harus disesuaikan dengan banyaknya beras yang ingin dimasak, karena jika airnya terlampau banyak, bisa mengakibatkan nasi menjadi lembek atau jika airnya kurang maka nasinya tidak matang.

Dahulunya penggunaan dangdang ini umumnya dipaka pada rumah yang dihuni oleh lebih dari 6 orang atau pada saat kedatangan tamu yang perlu dijamu dengan makan yang lebih banyak. Sehingga mereka memerlukan tempat memasak nasi yang besar karena kanet biasa paling besar berisi satu bambu beras sedangkan dangdang memiliki ukuran yang lebih besar.

Untuk ukuran yang kecilnya saja berukuran seperdua bambu beras sampai yang berukuran 2-3 bambu beras. 

Pelajaran yang dapat diambil disini bahwasannya zaman dahulu masyarakat sudah mempergunakan prinsip efisiensi di dalam pekerjaan dapur. Jadi seandainya mereka mempergunakan kanet biasa maka memerlukan dua atau tiga kali memasak.

Sumber : Buku Dapur Dan Alat Memasak Tradisional Provinsi Aceh milik Depdikbud

Post a Comment for "Mengenal Dangdang, Alat Pengukus Nasi Tradisional Aceh"