Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perayaan dan 4 Pantangan Di Bulan Suro, Sejarah 1 Suro

Menelusuri.com - Malam 1 Suro merupakan hari pertama dalam kalender jawa yang menandakan dimulainya bulan pertama dalam kalender Jawa. Malam 1 Suro ternyata bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender hijriah (kalender Islam).

Perayaan malam 1 suro dengan pawai pada hari Jum'at malam Sabtu tanggal 22 Juli 2022 di Sukarame, Bandar Lampung.

Dikutip dari Wikipedia, Penanggalan 1 Suro pada kalender Jawa yang merupakan sistem penanggalan ini dahulunya dipakai oleh Kasultanan Mataram dibawah pimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1633 M atau 1555 saka/jawa dengan penggabungan penanggalan kalender Islam, kalender masehi, dan Hindu.

Dalam budaya Islam Jawa, Malam 1 Suro diperingati pada malam hari setelah maghrib pada hari sebelum tanggal 1 Suro, karena dalam kalender Jawa pergantian hari itu dimulai pada saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan tengah malam seperti pergantian hari dalam kalender masehi.

Perayaan Malam 1 Suro biasanya diadakan ritual tradisi iring-iringan rombongan masyarakat atau pawai, selain itu pada malam 1 Suro biasanya identik dengan penyucian atau pembersihan benda pusaka.

Pada Malam 1 Suro juga biasanya melakukan pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya, yang bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya.

Kegiatan-kegiatan lain yang biasa dilaksanakan pada malam 1 suro adalah seperti jamasa pusaka, ruwatan, serta sesajen agung atau laku tapa brata. 

Menurut sejarahnya, Kata Suro berasal dari kata "asyura", Asyura dalam lidah masyarakat Jawa menjadi "Suro" yang dalam bahasa Arab memiliki arti "sepuluh" yaitu tanggal 10 bulan Muharram. 

Dalam budaya Islam Jawa, Bulan Suro sangat identik dengan suasana sakral dan mistis, hal ini ditunjukkan dengan arti penting 10 hari pertama bulan suro dalam sistem kepercayaan Islam-Jawa. Di mana dari 29 atau 30 bulan Muharram, yang dianggap paling keramat yaitu 10 hari pertama atau lebih tepatnya sejak tanggal 1 hingga 8.

Selain itu Kesakralan dan kemistisan di bulan Suro ini dikarenakan bulan suro merupakan bulan yang paling agung dan mulia sehingga dalam sistem kepercayaan masyarakat dipercayai hamba atau manusia tidak kuat atau terlalu lemah untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan diluar keagamaan seperti hajatan karena hamba yang kuat melaksanakan hajatan pada bulan Suro adalah raja atau sultan sehingga dianggap sebagai bulan hajatan bagi keraton sehingga rakyat akan kualat jika ikut-ikutan melaksanakan hajatan.

Nah, Berikut ini Kesakralan dan kemistisan di bulan Suro :

1. Tidak boleh menggelar acara pernikahan

Dalam budaya dan tradisi Jawa, sangat melarang orang tua untuk menikahkan anak-anaknya di bulan suro karena menurut kepercayaan mereka, mengadakan pernikahan di bulan suro hanya akan mendatangkan kesialan kepada pihak keluarga karena bukanlah waktu yang tepat sehingga kebanyakan masyarakat mengadakan acara pernikahan sebelum bulan suro.

2. Tidak Boleh Keluar Rumah

Bagi penganut adat Jawa, Pantangan yang harus dilakukan saat Malam 1 Suro yaitu tetap di rumah atau tidak boleh keluar rumah kecuali ada sesuatu yang mendesak karena hal ini sangat ditekankan bagi yang mempunyai hari nahas atau hari pengapesan yang jatuh tepat di hari satu suro. Selain itu, dipercaya bahwa banyak sekali makhluk-makhluk gaib yang berkeliaran, sehingga warga Jawa dihimbau berada di dalam rumah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi.

3. Tidak boleh Pindah Rumah

Di bulan suro juga dianggap sebagai hari yang tidak baik untuk membangun rumah maupun untuk pindahan rumah. Menurut kepercayaan adat Jawa, apabila larangan bulan suro ini dilanggar dipercaya rumah baru yang akan ditempati nantinya akan mendatangkan berbagai jenis kesialan mulai dari masalah rumah tangga sampai masalah gangguan makhluk halus.

4. Tidak boleh Bicara Sembarangan

Ketika malam satu suro belum berakhir, Ketika seseorang berbicara asal  pada bulan suro atau pada malam satu suro maka ucapannya akan sering dapat terkabul dan khususnya ucapan yang tidak baik.

Menurut kepercayaan adat Jawa, hal ini terjadi karena ketika kita sedang berbicara yang tidak baik dan ada entitas gaib lain yang mendengarkannya, mereka akan dengan mudah membuat hal negatif tersebut menjadi kenyataan.

Demikianlah informasi dari menelusuri.com tentang Perayaan dan 4 Pantangan Di Bulan Suro, Sejarah 1 Suro. Semoga bermanfaat.

Post a Comment for "Perayaan dan 4 Pantangan Di Bulan Suro, Sejarah 1 Suro"