Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Sate Bandeng, Satene wong banten

Menelusuri.com-Sate bandeng merupakan makanan khas banten yang terbuat dari olahan Ikan Bandeng atau yang bernama latin chanos chanos. Ikan Bandeng merupakan Ikan yang memiliki duri yang sangat banyak yang menempel pada bagian dalam dagingnya sehingga pembuatan sate bandeng ini harus membuang duri-durinya terlebih dahulu agar bisa dikonsumsi.

Untuk vitamin, Ikan bandeng ini memiliki kandungan omega-3 sebesar 14,2% dan memiliki kandungan protein tinggi sebesar 20,38% sehingga ikan bandeng digolongkan dalam daftar makanan bergizi.

Menurut sejarahnya, pada abad ke 16, juru masak Kerajaan Banten kebingungan saat ingin menyuguhkan hidangan Ikan Bandeng sehingga dirinya memutar otak untuk meminimalisir duri yang tertanam pada daging Ikan Bandeng dan akhirnya juru masak pun menemukan caranya yaitu dengan cara memukul Ikan Bandeng hingga dagingnya hancur dan terpisah dari kulitnya, lalu kemudian daging yang telah hancur itu dikeluarkan dengan mencabut tulang dari bagian bawah kepala sehingga duri-duri halus yang berada pada ikan bandeng ini terbuang.

Setelah itu, daging ikan dicampur dengan santen dan bumbu rempah lalu dimasukan kedalam ikan bandeng. Karena kulit ikan bandeng yang keras membuat ikan terlihat seperti utuh kembali, kemudian ikan bandeng dibakar.

Setelah diolah menjadi sate bandeng, rasa asli ikan bandeng yang kata orang-orang bau lumpur kini berganti sangat gurih dengan bumbu rempah-rempah yang sangat nikmat untuk disantap.

Hingga kini, cara pengolahan sate bandeng masih dipertahankan oleh masyarakat Banten dan sate bandeng telah menjadi ikon Banten sehingga banyak warga serang yang dari luar provinsi atau para pengunjung yang berwisata ke banten ingin mencicipi sate bandeng ini.

Dipusat oleh-oleh kawasan kota serang juga terdapat banyak penjual yang menjual sate bandeng sehingga bisa dibawa pulang dan sate bandeng dapat bertahan hingga 3 hari.

Post a Comment for "Sejarah Sate Bandeng, Satene wong banten"