Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Virus Marburg: Resiko dan Kemunculannya di Indonesia

Menelusuri.com - Pentingnya pemahaman dan perhatian terhadap resiko virus Marburg, bahaya yang dapat ditimbulkan, serta kemunculannya di beberapa negara lain, tengah menjadi perbincangan Dunia dan juga perbincangan pemerintah Indonesia. Walaupun belum terdapat kasus virus Marburg di Indonesia, namun penyebaran dan keberadaannya harus tetap diperhatikan dan di waspadai, karena jika tidak, kemungkinan akan terjadi juga di Indonesia.

Apa itu Virus Marburg ?

Virus Marburg adalah salah satu virus atau penyakit menular serius yang bisa terjadi pada manusia. Virus Marburg termasuk ke dalam keluarga Filoviridae, sama seperti virus Ebola, dan menyebabkan gejala mirip dengan Ebola.

Inang asli virus Marburg adalah kelelawar buah Afrika, bernama Rousettus aegyptiacus. Kelelawar buah yang terinfeksi virus Marburg tidak memiliki tanda-tanda penyakit yang jelas, dan sulit dikenali.

Gejala Virus Marburg

Virus Marburg biasanya dimulai dengan demam tinggi, sakit kepala, dan nyeri otot yang parah, diikuti dengan mual, muntah, dan diare. orang yang terjangkit Marburg juga bisa mengalami ruam, sakit dada, dan masalah pernapasan yang parah. Virus Marburg membutuhkan penanganan yang serius dan intensif karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat.

Penularan Virus Marburg

Virus Marburg bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan orang yang terinfeksi, bisa juga melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi. Penyebaran virus Marburg dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi atau hewan yang terinfeksi, serta selalu mencuci tangan secara teratur.

Sejarah Virus Marburg

Virus Marburg pertama kali ditemukan pada tahun 1967 di kota Marburg. Virus Marburg diduga berasal dari kelelawar buah Afrika, yang dianggap sebagai reservoir alami virus ini. Manusia dapat terinfeksi virus Marburg melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan hewan yang terinfeksi, atau melalui kontak dengan orang yang terinfeksi. Meskipun sangat jarang, wabah virus Marburg masih terjadi di beberapa negara di Afrika.

Sejarah Penyebaran Virus Marburg

Sejarah Penyebaran Virus Marburg diawali pada tahun 1967, Ketika terjadi wabah di Marburg dan Frankfurt, Jerman, serta di Beograd, Yugoslavia (sekarang Serbia), wabah ini seperti wabah demam berdarah. Wabah ini terjadi di laboratorium dan menjangkiti 31 pasien pertama yang adalah pekerja laboratorium. kemudian beberapa petugas kesehatan lain dan anggota keluarga yang terinfeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian mencatat 7 kematian.

- Pada tahun 1975, 1980, 1987, setiap tahun tercatat 1 kematian akibat virus Marburg setelah pasien kembali dari perjalanan di Afrika.

- Pada tahun 1990, tercatat 1 kasus infeksi laboratorium di Rusia.

- Ini diikuti oleh dua wabah besar pada periode 1998-2000 di Kongo (154 kasus tercatat) dan 2004-2005 di Angola (252 kasus tercatat). Pada tahun 2007, 2008, 2012, 2014 dan 2017 kasus masih terus tercatat namun hanya muncul dalam skala kecil.

- Pada September 2021, virus mematikan ini muncul kembali di Guinea dan bertahan selama 42 hari.

- Pada akhir Juni 2022, 2 kasus rawat inap di Ghana menunjukkan diare , demam, mual, muntah dan meninggal dalam satu hari. Setelah itu, sampel uji dari kedua kasus ini dinyatakan positif Virus Marburg.

- Pada 15 Februari 2023 ini, di Guinea Khatulistiwa virus ini muncul kembali dengan 9 kematian dan 16 kasus suspek dengan gejala demam, kelelahan, diare dan muntah yang disebabkan oleh Marburg. 

- Menurut data dari WHO, Wabah terbaru terjadi pada 21 Maret 2023, Kementerian Kesehatan Republik Tanzania mengumumkan wabah penyakit virus Marburg (MVD) di negaranya. Per 22 Maret, total delapan kasus, termasuk lima kematian telah dilaporkan dari dua desa di distrik Bukoba, wilayah Kagera, Republik Tanzania. Dua dari kasus ini adalah petugas kesehatan, salah satunya telah meninggal. Ini adalah wabah penyakit virus Marburg pertama yang dilaporkan di negara Republik Tanzania.

Penelitian tentang virus Marburg dan penyakitnya masih terus berlanjut, termasuk tentang cara penyebarannya dan cara mengobatinya. Hal ini penting untuk membantu melindungi orang-orang dari infeksi virus Marburg dan memperbaiki pengobatan bagi orang yang terinfeksi.

Meskipun virus Marburg belum pernah dilaporkan menyebar di Indonesia, namun kewaspadaan tetap harus dijaga. Setiap penyakit memiliki spesies perantara untuk menularkan penyakit dan kelelawar buah yang menyebabkan penyakit Marburg hanya ditemukan di Afrika. Namun, dengan mobilitas manusia yang tinggi saat ini, penyebaran virus Marburg ke wilayah lain dapat terjadi dengan cepat dan memicu wabah yang berbahaya. Oleh karena itu, tindakan pencegahan seperti meningkatkan kewaspadaan, menghindari kontak dengan hewan yang potensial menyebarkan virus, dan meningkatkan kebersihan dapat membantu mencegah penyebaran virus Marburg.

Post a Comment for "Virus Marburg: Resiko dan Kemunculannya di Indonesia"