Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Sangku, Wadah Nasi Tradisional Aceh

Sangku yang ada di Aceh disebut sebagao "kukuran" sedangkan oleh masyarakat Gayo dan masyarakat Aneuk Jamee menyebutnya sebagai "dandang". Untuk sangku ada pula yang menyebutnya sebagai "dangdang".

gambar ilustrasi dari carousell.com

Sangku terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas dan bagian bawah yang bentuknya ramping di tengah. Namun seiring perkembangan, sangku seperti ini sudah jarang diketemukan karena orang sudah membuatnya dalam bentuk yang lebih mudah yaitu sama besarnya antara atas sampai ke bawah. 

Sebelumnya, pada awal pembuatannya yaitu dua tahapan, pertama membuat bagian atasnya lalu membuat bagian bawahnya yang kemudian disambung dengan sistem soder di tengahnya dan dibagian tengah dalam diberikan pembatas berupa sekat yang berlubang kecil-kecil.

Sedangkan bentuk yang sekarang sering dijumpai tidak lagi dibuat ramping dan penyekatnya menggunakan tompang (kayu atau besi) dari bawah.

Dalam proses pembuatannya, Sangku dibuat dari seng dengan bentuknya yang bulat dan mengikuti ukuran dandang yaitu jumlah isi yang dapat dimuat ke dalamnya Sangku. Dalam hal ini ada yang berisi 5 bambu beras, ada yang 10 bambu beras dan lain-lain.

Sangku digunakan untuk tempat nasi namun bisa digunakan untuk memasak nasi dengan cara pengukusan menggunakan dandang.

Sangku dapat diperoleh dengan cara membelinya di pasar-pasar atau dengan cara memesan langsung ke pengrajinnya.

Post a Comment for "Mengenal Sangku, Wadah Nasi Tradisional Aceh"