Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Bate Lada dan ulak-ulak, Alat Penggiling Bumbu Masak Tradisional Aceh

Bate lada dalam bahasa Indonesia bernama "batu giling". sedangkan pada masyarakat gayo disebut dengan "legen" dan masyarakat Aneuk Jamee menyebutnya "batu giling". Bate lada dalam bahasa Aceh terdiri dari dua perkataan yaitu bate yang berarti "batu" dan lada yaitu lada atau merica.

Dahulunya bisa dikatakan bate lada untuk menyebut batu giling ini karena salah satu jenis rempah-rempahan yang dipakai sebagai bumbu masak dalam masyarakat Aceh yaitu Jada yang dimatkan dengan batu giling ini. 

Sumber Gambar Ilustrasi dari budaya-indonesia.org

Bate lada terdiri dari dua bagian yaitu batu induk dan anaknya yang disebut aneuk bate lada. Batu induknya berbentuk empat persegi panjang yang komposisinya panjangnya kira-kira 25-35 cm, untuk Iebarnya sekitar 15-25 cm dan tingginya sekirat 10-15 cm. 

Sedangkan aneuk bate lada berbentuk bulat bergaris tengah 7 cm dengan panjangnya selebar bate lada atau batu induk tersebut. Namun ada juga orang menyebutkan bate lada dengan nama yang lain yaitu bate mupeh, bate neupeh atau bate pumupeh. 

Jika dilihat dari segi nama-nama ini yang di dalam bahasa Indonesia itu mempunyai arti yang sama yaitu batu giling. Bate lada merupakan istilah yang umum dipergunakan untuk menyebut batu giling pada masyarakat aceh.

Bate lada dibuat dari jenis batu kuarsa, batu andesit atau jenis batu lainnya dengan sistim pemangkasan yang memiliki kegunaannya untuk menggiling segala macam jenis bumbu masak seperti lada, lombok, asam sunti, ketumbar dan lain sebagainya. 

Untuk memperoleh sebuah bate lada harus dibeli di pasar-pasar. Namun karena bate lada ini bisa bertahan lama maka para penjual jarang membawanya kerumah-rumah karena kurang laku dan juga berat untuk dibawa apalagi jika harus dipikul.

Dahulunya masyarakat Aceh tidak dapat dipisahkan dari bate lada ini, dan walaupun seseorang telah menempati rumah gedung, pemakaian alat ini tidak bisa ditinggalkan selama mereka masih memasak dengan menggunakan bumbu masak tradisional.

Bumbu-bumbu masak yang akan dipakai untuk memasak dilakukan satu persatu di atas bate lada ini dan dengan mempergunakan aneuk batee lada maka bumbu tersebut digiling dengan cara memutarkan aneuk bate lada di permukaan bate lada, sampai bumbu tersebut berubah menjadi halus.

Bate lada yang telah siap dipakai jarang yang dicuci, tetapi langsung ditutup dengan upih pinang, untuk kemudian disimpan kembali di samping atau di bawah dapur.

Apabila pada bagian tengahnya telah berlekuk karena akibat pemakaiannya, bate lada ini tidak dapat difungsikan lagi dan juga tidak dapat ditempel untuk memperbaikinya dan tentunya harus menggantinya dengan yang baru.

Ulak-Ulak

Ulak ulak dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan "ulek-ulek". Ulak-ulak yang digunakan masyarakat aceh ini dibuat dari kayu dengan teknik yang sederhana. 

Ulak-ulak digunakan untuk menggiling cabe, asam sunti namun dalam jumlah yang sedikit, Jika ingin menggiling dalam jumlah yang banyak maka menggunakan bate lada.

Untuk mendapatkan ulak-ulak, dahulunya dapat dibuat sendiri atau dapat pula dengan membelinya dengan mudah di pasar karena harga sangat murah.

Ulak-ulak ini dipakai untuk menggiling bumbu masak menggunakan peune, untuk bumbu masaknya seperti cabe, bawang putih, jahe dan lain-lain.

Sumber : Buku Dapur Dan Alat Memasak Tradisional Provinsi Aceh milik Depdikbud

Post a Comment for "Mengenal Bate Lada dan ulak-ulak, Alat Penggiling Bumbu Masak Tradisional Aceh"