Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menelusuri Apa itu Upacara Pengerupukan ? - Budaya Hindu Bali

Menelusuri.com - Upacara Pengerupukan merupakan Upacara yang dilakukan untuk mengusir Buta Kala yang dilaksanakan sore hari (sandhyakala) sesaat setelah Upacara Mecaru.

Photo ilustrasi By Instagram gbmelali

Kegiatan dari Upacara pengerupukan yaitu dengan menyebarkan (nasi) tawur dan dengan membuat api atau obor untuk mengobori lingkungan rumah atau kampung sembari menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu sejenis bahan makanan, serta memukul benda-benda apa saja seperti kentongan untuk menghasilkan suara ramai atau gaduh.

Tahapan ini dilakukan dengan harapan agar dapat mengusir para Buta Kala dari lingkungan rumah dan pekarangan. Untuk tingkat desa biasanya diadakan arakan atau pawai Ogoh-ogoh (patung raksasa) yang merupakan perwujudan Buta Kala yang memiliki sifat negatif lalu diarak keliling desa kemudian di bakar dengan tujuan agar hal-hal yang berbau negatif itu lenyap serta tidak mengganggu kehidupan manusia.

Menurut sejarahnya, sejak tahun 1980-an, umat Hindu Bali mengusung ogoh-ogoh (patung raksasa) ini dengan dibiayai dari uang iuran warga yang kemudian dibakar yang melambangkan nyomia atau menetralisir Buta Kala yaitu unsur-unsur kekuatan jahat.

Post a Comment for "Menelusuri Apa itu Upacara Pengerupukan ? - Budaya Hindu Bali"