Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Daftar Peninggalan Sejarah yang ada di Banten

Peninggalan sejarah merupakan suatu benda yang memiliki nilai-nilai berharga di dalamnya, bisa dalam bentuk wujud atau materi yang mampu menceritakan kejadian dan peristiwa terkait dimasa lampau.

Khususnya di Banten Lama, atau yang berlokasi disekitaran Provinsi Banten, masih terdapat beberapa situs purbakala peninggalan kerajaan Banten yang berasal dari Kesultanan Banten, dan walaupun hanya menyisakan reruntuhan saja, namun ada juga yang masih utuh.

Nah, berikut ini beberapa situs dan bangunan yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Banten dan Kesultanan banten :

1. Komplek Kraton Surosowan


Bangunan ini dahulunya disebut dengan Kraton, namun ada juga yang menyebutnya sebagai Benteng. Namun disini kita akan menyebutnya sebagai Kraton Surosowan karena dari awal pembangunannya oleh Sultan Maulana Hasanuddin pada tahun 1526 M, diperuntukan sebagai Istana atau Kraton bagi Kesultanan Banten.

Selanjutnya, pembangunan dilanjutkan oleh Sultan Maulana Yusuf pada tahun 1570 M, sehingga pada bagian dinding dalam dan gerbang menggunakan baru karang.

Menurut sejarahnya, bahwa Kraton Surosowan ketika masih berdiri megah itu memiliki corak bangunan Eropa dengan dinding tebal dan tinggi serta pintu dan jendelanya yang besar-besar. 

2. Masjid Agung Banten


Masjid Agung Banten menurut sejarahnya dari menelusuri kami, itu pertama kali dibangun pada pemerintahan Sultan Maulana Hasanudding sekitar tahun 1552-1570 M, tepatnya di desa Banten Lama.

Bangunan Masjid Agung Banten ini memiliki cirri khas yang belum ditemui pada bangunan masjid tua di tempat lain yaitu dengan atapnya yang bersusun 5.

Menara pada Masjid Agung Banten yang berada disebelah timur Masjid itu juga sangat terkenal karena dahulunya muazin ketika mengumandangkan Adzan itu diatas menara ini dan harus menaiki 83 anak tangga melalui lorong yang hanya cukup untuk 1 orang. Menara yang terbuat dari batu bata dengan tinggi kira-kita 24 meter dan berdiameter sekitar 10 meter pada bagian bawahnya.

Pada bagian halaman masjid itu terdapat kompleks pemakaman Sultan-Sultan Banten dan keluarga yang diantaranya yaitu makan Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, makan Sultan Ageng Tirtayasa dan makan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar atau Sultan Haji. Namun pada sisi lain halaman Masjid juga terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin serta makam-makam kerabat Kraton lainnya pada saat itu.

3. Meriam Ki Amuk


Sebelumnya meriam ini berada di Pelabuhan Karangantu yang merupakan senjata pertahanan oleh Kesultanan Banten untuk melindungi dari perlawanan dan serangan musuh dari lautan. Namun kini Meriam tersebut berada di kawasan Museum atau Situs purbakala Banten Lama.

Menurut sejarahnya, meriam ini terbuat dari tembaga dengan panjang 2,5 meter dan terdapat 2 buah prasasti tulisan arab yang berbentuk lingkaran dengan tulisan “Akibatulkhoir Salamatan Iman yang artinya Puncak kesuksesan adalah Keselamatan Iman” dan tulisan “La Fataa ila ‘Ali, La Sifaa ila Zuldikar, Asbir ala Taqwa Dahran yang artinya “ Tiada jawara kecuali ‘Ali, tiada Golok kecuali Zulfikar (pedangnya Sayidina Ali), bersabarlah dalam Taqwa Sepanjang Masa”.

4. Masjid Pacinan Tinggi


Sayangnya Masjid Pacinan Tinggi ini hanya tersisa pada bagian mihrabnya saja, yaitu bagian berongga tempat imam memimpin sholat. Masjid ini berlokasi di Kampung Pecinan, dalam komplek Banten Lama.

Pada halaman masjid ini terdapat 2 nisan makam disudut sebelah barat daya dan di surut timur laut yang merupakan sebuah makan China yang pada nisannya bertuliskan “makam pasangan suami istri Tio Mo Sheng dan Chou Kong Chian yang berasal dari desa Yin Shao” serta tahun pada nisannya bertuliskan tahun 1843 M.

5. Komplek Kraton Kaibon


Kraton Kaibon ini berada di kelurahan Kasunyatan, kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang.

Menurut sejarahnya, Kraton Kaibon dibangun pada tahun 1815 M, yang merupakan kediaman Ibu Ratu Aisyah yang merupakan Ibunda dari Sultan Syadiuddin yang pada saat itu menjadi Sultan Banten ketika Banten telah berada di bawah kendali Belanda. Kaibon memiliki arti yaitu “Ibu”, dan dari kraton inilah pemerintahan dijalankan oleh Ibu Ratu Aisyah.

Namun pada tahun 1832 M, Kraton ini dihancurkan oleh Belanda dan hanya tersisa sebagian, yaitu pada pintu-pintunya dan deretan candi Bentar khas Banten.

6. Klenteng atau Vihara Avalokitesvara


Menurut sejarahnya, Klenteng atau Vihara ini diduga dibangun bersamaan dengan masa-masa awal pembentukan Kesultanan Banten, mengingat keberadaan bangunan  ini dekat dengan pelabuhan yang saat itu sangat ramai oleh aktifitas perdagangan, khususnya perdagangan rempah-rempah di daerah ini.

Bangunan ini sangat khas sekali dengan corak dan ornament China. Dan hingga saat ini klenteng atau Vihara ini masih berfungsi dan digunakan sebagai rumah Ibadan serta terawat dengan sangat baik.

7. Benteng Speelwijk


Benteng Speelwijk berada di kampong pamarican, Banten Lama, yang berjarak setengah kilometer dari Masjid Agung Banten.

Menurut sejarahnya, Benteng ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Abu Nasr Abdul Qohhar atau Sultan Haji sekitar tahun 1672-1684 M, yang merupakan penanda dimulainya kekuasaan mutlak oleh Belanda atas Kesultanan Banten pada saat itu.

Nama Speelwijk diambil dari nama Gubernur Jendral Hindia Belanda yang ke 14 pada saat itu yaitu Cornelis Janszoon Speelman.

8. Pemakaman Belanda atau Kerkhof


Menurut sejarahnya, Kerkhof merupakan Pemakaman Belanda bagi para pegawai VOC dimakamkan pada saat itu.

Pemakaman Kerkhof berada didalam kompleks Benteng Speelwijk yang tepatnya dibagian luar tembok sebelah timur Benteng. 


Sumber : Warisan Budaya Banten.

Post a Comment for "Daftar Peninggalan Sejarah yang ada di Banten"